Contoh KPI Purchasing Bulanan

by | Aug 1, 2024 | Uncategorized | 0 comments

Dalam dunia bisnis, efektivitas dan efisiensi departemen purchasing sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan. Salah satu cara untuk mengukur kinerja departemen purchasing adalah dengan menggunakan KPI (Key Performance Indicators).

contoh kpi purchasing bulanan hulu talent

KPI membantu perusahaan untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan dan memastikan bahwa tujuan strategis tercapai. Berikut adalah beberapa contoh KPI purchasing bulanan yang bisa Anda terapkan pada perusahaan Anda.

1. Total Biaya Pembelian

Mengukur total biaya pembelian adalah salah satu KPI yang paling dasar namun penting. KPI ini membantu perusahaan memahami seberapa besar dana yang dihabiskan untuk pembelian setiap bulannya. Dengan mengetahui total biaya pembelian, perusahaan dapat melakukan analisis biaya dan menemukan cara untuk mengurangi pengeluaran.

Pentingnya mengukur total biaya pembelian adalah agar perusahaan bisa mengidentifikasi bagian mana yang memerlukan penghematan. Misalnya, jika pengeluaran untuk bahan baku meningkat, perusahaan bisa mencari supplier alternatif yang menawarkan harga lebih kompetitif. Selain itu, analisis biaya juga membantu dalam perencanaan anggaran untuk periode mendatang.

Cara lain untuk mengoptimalkan total biaya pembelian adalah dengan melakukan negosiasi harga dan kontrak jangka panjang dengan supplier. Dengan demikian, perusahaan dapat memperoleh harga yang lebih baik dan stabilitas pasokan yang lebih tinggi.

Cara Menghitung:

Total Biaya Pembelian = Jumlah Semua Pengeluaran untuk Pembelian

2. Waktu Siklus Pembelian

Waktu siklus pembelian mengukur seberapa cepat departemen purchasing dapat menyelesaikan proses pembelian, mulai dari permintaan hingga penerimaan barang. KPI ini penting untuk memastikan bahwa barang-barang yang dibutuhkan tiba tepat waktu.

Dengan memantau waktu siklus pembelian, perusahaan bisa mengidentifikasi hambatan dalam proses pengadaan. Misalnya, jika waktu siklus terlalu lama, perusahaan bisa mengevaluasi kembali prosedur internal dan mencari cara untuk mempercepat proses. Hal ini bisa melibatkan otomatisasi atau perbaikan dalam komunikasi dengan supplier.

Memperpendek waktu siklus pembelian juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan internal karena barang yang dibutuhkan tiba lebih cepat. Ini berarti produksi tidak akan terganggu dan perusahaan bisa lebih responsif terhadap perubahan permintaan.

Cara Menghitung:

Waktu Siklus Pembelian = (Tanggal Penerimaan Barang - Tanggal Permintaan Pembelian) / Jumlah Pesanan

3. Tingkat Keakuratan Pesanan

Tingkat keakuratan pesanan mengukur persentase pesanan yang diterima sesuai dengan spesifikasi yang diminta. KPI ini membantu memastikan bahwa departemen purchasing memesan barang yang tepat dan menghindari biaya tambahan akibat kesalahan pesanan.

Tingkat keakuratan pesanan yang tinggi menunjukkan bahwa departemen purchasing bekerja secara efisien dan teliti. Hal ini penting untuk menghindari ketidakpuasan dari departemen lain yang menggunakan barang tersebut. Kesalahan dalam pesanan bisa menyebabkan penundaan produksi atau kualitas produk yang menurun.

Untuk meningkatkan tingkat keakuratan pesanan, perusahaan bisa menggunakan sistem manajemen pesanan yang lebih canggih atau memberikan pelatihan tambahan kepada staf purchasing. Selain itu, penting juga untuk memiliki komunikasi yang jelas dengan supplier mengenai spesifikasi barang yang dibutuhkan.

Cara Menghitung:

Tingkat Keakuratan Pesanan = (Jumlah Pesanan Akurat / Jumlah Total Pesanan) x 100%

4. Tingkat Kehadiran Supplier

Tingkat kehadiran supplier mengukur persentase pengiriman yang dilakukan tepat waktu oleh supplier. KPI ini penting untuk mengevaluasi kinerja supplier dan memastikan bahwa mereka dapat diandalkan.

Tingkat kehadiran supplier yang tinggi menunjukkan bahwa supplier mampu memenuhi komitmen mereka dan dapat diandalkan. Ini sangat penting untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan, terutama jika bahan baku atau barang yang dibeli sangat penting untuk proses produksi.

Jika tingkat kehadiran supplier rendah, perusahaan harus mengevaluasi ulang hubungan dengan supplier tersebut. Mungkin perlu mencari alternatif supplier yang lebih andal atau menetapkan penalti bagi supplier yang tidak memenuhi tenggat waktu.

Cara Menghitung:

Tingkat Kehadiran Supplier = (Jumlah Pengiriman Tepat Waktu / Jumlah Total Pengiriman) x 100%

5. Penghematan Biaya

Penghematan biaya mengukur seberapa banyak biaya yang berhasil dihemat oleh departemen purchasing melalui negosiasi harga, diskon pembelian, atau strategi pembelian lainnya. KPI ini sangat penting untuk menilai efektivitas departemen purchasing dalam mengelola anggaran.

Penghematan biaya bisa dicapai melalui berbagai cara, seperti negosiasi harga yang lebih baik, pembelian dalam jumlah besar untuk mendapatkan diskon, atau mencari supplier alternatif yang menawarkan harga lebih kompetitif. Semua ini memerlukan keterampilan negosiasi dan pengetahuan pasar yang baik.

Selain itu, penghematan biaya juga bisa dicapai dengan mengoptimalkan proses internal. Misalnya, dengan menggunakan teknologi untuk otomatisasi proses pembelian, perusahaan bisa mengurangi biaya administrasi dan meningkatkan efisiensi.

Cara Menghitung:

Penghematan Biaya = Biaya Awal - Biaya Setelah Diskon

6. Tingkat Kepuasan Supplier

Tingkat kepuasan supplier mengukur seberapa puas supplier dengan kerja sama yang terjalin. KPI ini penting untuk menjaga hubungan baik dengan supplier dan memastikan bahwa mereka terus memberikan layanan terbaik.

Tingkat kepuasan supplier yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memperlakukan supplier dengan adil dan profesional. Ini penting karena supplier yang puas lebih cenderung memberikan prioritas kepada perusahaan dalam hal pengiriman dan harga.

Untuk meningkatkan tingkat kepuasan supplier, perusahaan bisa melakukan survei rutin dan menindaklanjuti umpan balik yang diberikan. Selain itu, penting juga untuk menjaga komunikasi yang baik dan transparan dengan supplier.

Cara Menghitung:

Tingkat Kepuasan Supplier = (Jumlah Supplier Puas / Jumlah Total Supplier) x 100%

7. Inventory Turnover

Inventory turnover mengukur seberapa cepat persediaan barang habis dan digantikan dengan barang baru. KPI ini penting untuk memastikan bahwa persediaan barang selalu tersedia namun tidak berlebihan.

Inventory turnover yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan berhasil mengelola persediaan dengan baik. Ini berarti barang tidak terlalu lama mengendap di gudang, sehingga mengurangi biaya penyimpanan dan risiko kerusakan barang.

Untuk meningkatkan inventory turnover, perusahaan bisa menggunakan sistem manajemen persediaan yang lebih canggih atau melakukan analisis permintaan yang lebih akurat. Selain itu, penting juga untuk memiliki hubungan yang baik dengan supplier agar barang bisa segera dikirim saat dibutuhkan.

Cara Menghitung:

Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan / Rata-rata Persediaan

8. Frekuensi Pengembalian Barang

Frekuensi pengembalian barang mengukur seberapa sering barang yang dibeli dikembalikan ke supplier. KPI ini membantu mengidentifikasi masalah kualitas produk atau kesalahan dalam pemesanan.

Frekuensi pengembalian barang yang tinggi bisa menunjukkan bahwa ada masalah serius dengan kualitas barang yang dibeli atau spesifikasi pesanan yang tidak sesuai. Ini bisa menyebabkan biaya tambahan dan penundaan dalam proses produksi.

Untuk mengurangi frekuensi pengembalian barang, perusahaan bisa melakukan evaluasi kualitas barang sebelum diterima dan memastikan bahwa spesifikasi pesanan jelas dan dipahami oleh supplier. Selain itu, penting juga untuk memiliki kontrak yang mengatur pengembalian barang dan kompensasi yang harus diberikan oleh supplier.

Cara Menghitung:

Frekuensi Pengembalian Barang = (Jumlah Barang Dikembalikan / Jumlah Total Pembelian) x 100%

9. Lead Time Supplier

Lead time supplier mengukur waktu yang dibutuhkan oleh supplier untuk mengirimkan barang sejak pesanan dilakukan hingga barang diterima. KPI ini penting untuk mengevaluasi efisiensi dan keandalan supplier.

Lead time supplier yang pendek menunjukkan bahwa supplier mampu merespons pesanan dengan cepat dan efisien. Ini penting untuk menjaga kelancaran operasional perusahaan dan menghindari penundaan dalam produksi.

Untuk mengurangi lead time supplier, perusahaan bisa bekerja sama lebih erat dengan supplier dan melakukan perencanaan yang lebih baik. Selain itu, penting juga untuk memiliki beberapa supplier alternatif agar bisa segera beralih jika satu supplier tidak mampu memenuhi tenggat waktu.

Cara Menghitung:

Lead Time Supplier = Tanggal Penerimaan Barang - Tanggal Pesanan

10. Compliance Rate

Compliance rate mengukur persentase pesanan yang memenuhi standar dan kebijakan perusahaan. KPI ini penting untuk memastikan bahwa semua pesanan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Compliance rate yang tinggi menunjukkan bahwa departemen purchasing bekerja sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Ini penting untuk menghindari risiko hukum dan memastikan bahwa barang yang dibeli memenuhi standar kualitas yang diinginkan.

Untuk meningkatkan compliance rate, perusahaan bisa melakukan pelatihan rutin bagi staf purchasing dan melakukan audit internal secara berkala. Selain itu, penting juga untuk memiliki sistem yang dapat memantau kepatuhan secara otomatis.

Cara Menghitung:

Compliance Rate = (Jumlah Pesanan yang Memenuhi Standar / Jumlah Total Pesanan) x 100%

Kesimpulan

Menggunakan KPI purchasing bulanan dapat membantu perusahaan untuk mengukur dan meningkatkan kinerja departemen purchasing. Dengan mengimplementasikan KPI yang tepat, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan, mengoptimalkan biaya, dan memastikan bahwa barang yang dibutuhkan selalu tersedia tepat waktu. Beberapa KPI penting yang dapat diterapkan antara lain total biaya pembelian, waktu siklus pembelian, tingkat keakuratan pesanan, tingkat kehadiran supplier, penghematan biaya, tingkat kepuasan supplier, inventory turnover, frekuensi pengembalian barang, lead time supplier, dan compliance rate. Dengan memantau KPI ini secara rutin, perusahaan dapat mencapai efisiensi maksimal dalam proses purchasing.

Pelajari pembuatan KPI dengan menggunakan AI

Unlock Your Performance Excellence Now!

Subscribe to our blog to receive updates on the latest business developments and HR trends.